Oleh: Muhammad Yuwafi Muttaqien
Jawa Barat yang kaya akan nilai-nilai budaya dan flsafah hidup, sangat di harapkan mampu mengisi dan menjadi anutan bangsa Indonesia. Salah satu nilai budaya dan falsafah sunda itu adalah Silih Asih, Silih Asah, dan Silih Asuh ‘Tri Silas’. Ini merupakan motto yang ada dan melekat pada individu masyarakat Jawa Barat. Tri Silas ini merupakan sebuah sistem yang harus menjadi pedoman setiap individu dalam menghadapi segala bentuk fenomena kehidupan pada saat ini, baik dalam kehidupan yang kecil (keluarga) maupun yang sangat besar atau luas (masyarakat), apalagi dalam menghadapi situasi dan kondisi seperti sekarang ini, yang mana banyak kemorosotan moral.
Makna dari Tri Silas ini adalah, Silih Asih adalah wujud komunikasi dan interaksi religius-sosial yang menekankan sapaan cinta kasih Tuhan dan merespon cinta kasih Tuhan tersebut melalui cinta sesama. Atau dengan kata lain Silih Asih adalah sifat saling monghormati antara sesama, manusia tidak ada yang dipandang superior maupun imperior, tidak saling membedakan antara manusia satu dengan manusia lainnya, maupun dengan diri sendiri. Konsep Silih Asih ini menjadikan masyarakat sunda menjadi teratur, dinamis, dan harmonis.
Masyarakat Silih Asah adalah masyarakat yang saling mengembangkan diri untuk memperkaya khazanah pengetahuan dan teknologi. Sistem ini melahirkan etos dan semangat ilmiah dalam masyarakat religius merupakan upaya untuk menciptakan otonomi dan kedisiplinan sehingga tidak memiliki ketergantungan terhadap orang lain, sebab tanpa tradisi ilmu pengetahuan dan teknologi dan semangat ilmiah, suatu masyarakat akan mengalami ketergantungan dan mudah tertindas dan terjajah. Sistem ini adalah semangat interaksi untuk saling mengembangkan diri ke arah penguasaan dan penciptaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga masyarakat memiliki ilmu pangetahuan yang baik dan disiplin yang tinggi.
Masyarakat Silih Asuh memandang kepentingan kolektif maupun pribadi mendapatkan perhatian serius melalui saling tegur sapa, dan saling menasehati. Sistem ini lah yang akan memperkuat antara sistem yang sebelumnya yaitu, Silih Asih, dan Silih Asah dalam masyarakat Sunda. Oleh sebab itu, dalam masyarakat Sunda sangat jarang terjadi konflik dan kericuhan, tetapi ada kelompok lain yang mengusik ketenangan maskyarakat Sunda, maka akan bangkit melawan, dan serentak secara spontan. Ini merupakan perwujudan dari ajaran Tuhan yang Maha Esa yaitu akhlak. Hal ini kemudian dilembagakan dalam amar ma’ruf nahi munkar. Dengan demikian Silih Asuh ini merupakan pembebasan dalam masyarakat sunda dari kebodahan, keterbelakangan, kegelisahan hidup dan segala bentuk kajahatan.
Dalam Cultural Studies melihat akan salah satu falsafah Sunda yaitu Silih Asih, Silih Asah, dan Silih Asuh ini merupakan Identitas yang ada dalam setiap diri masing-masing masyarkat Sunda. Identitas ini akan menjadi ciri yang pasti akan terlihat secara mencolok dan berbeda dengan kelompok masyarkat yang lain.
Identitas ini memberikan kita suatu lokasi di dunia dan menyajikan hubungan antara kita dan masyarkat di man kita hidup. Ini akan membuat masyarakat Sunda akan di kenal oleh masyakat selain Sunda baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri.
Identitas ini pula kan mengingatkan kita, atau sadar akan budaya Sunda kita sendiri, karena Saha deui nu ngamumule, lamun lain urang. Itu pula salah satu nilai untuk mengingatkan masyarakat Sunda yang sudah lupa kembali ‘kerumah sendiri’.
sastra dan foto
Sabtu, 25 Desember 2010
Selasa, 30 November 2010
Ramayana
Ramayana
Raja Dasarata pemimpin kerajaan dari ibukota Ayonda. Dan memiliki 3 orang istri yaitu Dewi Kausalya, Dewi Sumitra, dan Dewi Kaikeyi. Dari keiga istrinya itu Raja Dasarata tidak memiliki seorang anak. Lalu Dasarata memohon dan bertapa mohon kepada sang Dewa untuk meberikan keturunan, maka turunlah Dewa Wisnu. Lalu Dewa Wisnu memberikan mangkuk yang berisikan air untuk diminum oleh semua istrinya.
Seiring berjalannya waktu maka istri-istri Dasarata melahirkan, Dewi Kausalya melahirkan Rama, Dewi Kaikeyi melahirkan Bharata, dan Sumitra melahirkan anak kembar karena pada saat meneguk air pemberian Dewa Wisnu Sumitra meneguknya 2 kali, maka lahirlah Lesmana dan Satruguna.
Resi Wismamirta datang ke Ayonda dia seorang Brahmaresi, lalu Raja Dasarata menjamu Brahmaresi dengan jamuan yang sangat mewah. Lalu sang Brahmaresi ini meminta bantuan sang anak raja Dasarata yang sangat dibanggakan yaitu Rama untuk menemani dalam upacara pengorbanan yang selalu di ganggu oleh raksasa di hutan, tapi Dasarata tidak ingin anaknya Rama yang masih kecil dibawa oleh Brahmaresi karena masih kecil, tapi apa mau dikata janji sudah menjadi janji. Maka akhirnya Dasarata memberi izin dan memerintahkan Rama dan Lesmana untuk menemani sang Brahmaresi.
Lalu Rama dan Lesmana pergi ke hutan untuk menjaga sang Brahmaresi, di hutan Rama membunuh para raksasa yang memganggu upacara pengorbanan yang dilakukan oleh Resi Wismamirta.
Lalu Resi Wismamirta mengajak Rama dan Lesmana berpetualangan di hutan dan menambah ilmu dan kekuatannya.
Raja Janaka mengadakan seyembara untuk anaknya yang bernama Sinta, lalu banyak sekali yang mengikitu. Lalu Resi Wismamirta mendengar berita tentang sayembara itu, maka pergilah tiga orang itu ke tempat sayembara, pada saat itu belum ada yang memenangi sayembara tersebut, maka Rama lah yang memenangu sayembara tersebut dan berhak untuk menikahi Sinta.
Raja Dasarata ketika itu sudah sangat tua sekali, ia berniat untuk segera mengangkat raja yang baru, maka yang pantas yaitu Rama, karena dia yang tertua dan memiliki keahlian yang lebih dari semua saudaranya.
Lalu adalah seorang yang membuat Rama dibuang ke Hutan, yaitu Mantara. Mantara ini menghasut Dewi Kaikeyi untuk mencegah Rama menjadi Raja, karena yang lebih pantas adalah anaknya yaitu Bharata. Mantara beranggapan Rama akan membuang Dewi Kaikeyi serta anaknya Bharata, tapi Dewi Kaikeyi tidak mau karena kebaikan Rama menganggap Dewi Kaikeyi itu adalah sebagai ibunya sendiri. tapi akhirnya Kaikeyi terhasut oleh Mantara.
Raja Dasarata ingin mempercepat upacara menjadikan Rama sebagai Raja, maka Dasarata menyuruh untuk mempercepat, tetapi pada saat malam harinya Dewi Kaikeyi datang kepada Dasarata untuk meminta Bharata untuk menjadi raja dan Rama diusir ke hutan selama tiga belas tahun untuk melakukan tapa brata.
Setelah pada saat Rama akan dinobatkan menjadi raja, Kaikeyi memanggil Rama untuk menemui Dasarata. Tibanya Rama menemui ayahnya, ayahnya terkulai lemas di atas kasur, lalu Rama menanyakan apa yang terjadi, maka Kaikeyi menceritakan apa yang terjadi, maka dengan sikap yang tegar maka dia akan melaksanakan tugas untuk melakukan tapa brata di hutan dan pundak kekuasaan di berikan kepada Bharata.
Maka pergi lah Rama beserta istri dan adiknya yaitu Lesmana melakukan tapa brata di hutan. Di hutan mereka mendapatkan hal yang sangat berbeda dengan apa yang ada di kerajaan, mereka harus tidur beralaskan tanah, minum dari air sungai dan semua kebutuhan yang harus dikerjakan oleh sendiri.
Di Ayoda ketika Rama pergi ke hutan, maka segera diperintakan untuk memanggil Bharata untuk menjadi raja, ketika Bharata akan dijadikan raja, Bharata tidak mau menjadi raja dan mengajak Rama untuk kembali ke Ayonda untuk menjadi raja, tetapi tetap saja Rama tidak ingin karena dia harus menunaikan tugas ayahnya untuk melaksanakan tapa bratanya, lalu Rama memberikan solusi untuk menjadikan Bharata menjadikan wakilnya di Ayonda.
Di hutan Rama, Sinta dan Lesmana mendapatkan hal-hal yang menambah pengetahuan dan kekuatan untuk Rama dan Lesmana.
Di hutan pada tahun kesepeluh selama tapa brata, Sinta di culik oleh Rahwana seorang raksasa.tidak bisa di cegah lagi Rahwana akhirnya menculik Sinta.
Ketika sedang keadaan yang sangat sedih Rama menemui seorang wanara yaitu Sugriwa dan Hanoman, Sugriwa menceritakan hal yang dihadapi mengapa ada di hutan, rupanya dia sama seperti Rama direbut kerajaan oleh Subali, dan Sugriwa di usir dari kerajaan ke hutan. Lalu Sugriwa meminta untuk membantunya untuk merebut kembali kerajaan dari Subali, tetapi Rama meminta agar ketika Sugriwa menjadi raja Sugriwa berkenaan untuk memnbantunnya mencari Sinta istrinya yang diculik oleh Rahwana sang raksasa. Dan akhirnya Rama dan Sugriwa menyepakati tentang hal itu.
Dan ketika itu Rama dan Lesmana membantu Sugriwa untuk merebut kembali kerajaan yang telah direbut oleh Subali. Dengan gampang Rama merebut kerajaan Sugrawi, dan Sugrawi menjadi raja. Karena kenikmatan seorang raja Sugrawi lupa akan kesepakatan dengan Rama, tak lama Hanoman mengingatkan Sugrawi untuk membantu Rama untuk membantu mencari Sinta yang diculik oleh Rahwana.
Maka Sugriwa menyuruh para wanara untuk mencari Sinta dalam empat penjuru, dan Hanoman pun ikut mencari, Rama mempercayai kepada Hanoman untuk mencari Sinta, maka akhirnya Hanoman mendapatkan Sinta yang diculik oleh Rahwana yang ada di Alengka.
Dan akhirnya Hanoman memberi tahu kepada Rama dan Sugriwa bahwa Sinta telah ditemukan. Maka Rama dan Sugriwa menyiapkan pasukan untuk menyerang Rahwana. Dan akhirnya Rahwana kalah dalam perang. Ketika itu Rahwana menceritakan kepada saudara yaitu Kumbakarna, lalu melanjutkan perang antara Rama dan Sugriwa berperang, tetap saja Kumbakarna tetap kalah. Lalu akhirnya Sinta kembali kepada pelukan Rama. Dan ketika sudah akhir tapa brata yang dilakukan Rama maka Rama kembali ke Ayonda, dan menjadi raja di Ayonda.
Tokoh-tokoh dalam Kisah Mahabharata sebenarnya banyak sekali tetapi saya hanya menuliskan sebagian saja para tokoh yang menjadi tokoh utama.
1. Dasarata
2. Dewi Kausalya
3. Dewi Kaikeyi
4. Dewi Sumitra
5. Rama
6. Bhrata
7. Lesmana
8. Satraguna
9. Resi Wismamirta
10. Mantara
11. Sinta
12. Rahwana
13. Sugriwa
14. Hanoman
15. Subali
16. Kumbakarna
Raja Dasarata pemimpin kerajaan dari ibukota Ayonda. Dan memiliki 3 orang istri yaitu Dewi Kausalya, Dewi Sumitra, dan Dewi Kaikeyi. Dari keiga istrinya itu Raja Dasarata tidak memiliki seorang anak. Lalu Dasarata memohon dan bertapa mohon kepada sang Dewa untuk meberikan keturunan, maka turunlah Dewa Wisnu. Lalu Dewa Wisnu memberikan mangkuk yang berisikan air untuk diminum oleh semua istrinya.
Seiring berjalannya waktu maka istri-istri Dasarata melahirkan, Dewi Kausalya melahirkan Rama, Dewi Kaikeyi melahirkan Bharata, dan Sumitra melahirkan anak kembar karena pada saat meneguk air pemberian Dewa Wisnu Sumitra meneguknya 2 kali, maka lahirlah Lesmana dan Satruguna.
Resi Wismamirta datang ke Ayonda dia seorang Brahmaresi, lalu Raja Dasarata menjamu Brahmaresi dengan jamuan yang sangat mewah. Lalu sang Brahmaresi ini meminta bantuan sang anak raja Dasarata yang sangat dibanggakan yaitu Rama untuk menemani dalam upacara pengorbanan yang selalu di ganggu oleh raksasa di hutan, tapi Dasarata tidak ingin anaknya Rama yang masih kecil dibawa oleh Brahmaresi karena masih kecil, tapi apa mau dikata janji sudah menjadi janji. Maka akhirnya Dasarata memberi izin dan memerintahkan Rama dan Lesmana untuk menemani sang Brahmaresi.
Lalu Rama dan Lesmana pergi ke hutan untuk menjaga sang Brahmaresi, di hutan Rama membunuh para raksasa yang memganggu upacara pengorbanan yang dilakukan oleh Resi Wismamirta.
Lalu Resi Wismamirta mengajak Rama dan Lesmana berpetualangan di hutan dan menambah ilmu dan kekuatannya.
Raja Janaka mengadakan seyembara untuk anaknya yang bernama Sinta, lalu banyak sekali yang mengikitu. Lalu Resi Wismamirta mendengar berita tentang sayembara itu, maka pergilah tiga orang itu ke tempat sayembara, pada saat itu belum ada yang memenangi sayembara tersebut, maka Rama lah yang memenangu sayembara tersebut dan berhak untuk menikahi Sinta.
Raja Dasarata ketika itu sudah sangat tua sekali, ia berniat untuk segera mengangkat raja yang baru, maka yang pantas yaitu Rama, karena dia yang tertua dan memiliki keahlian yang lebih dari semua saudaranya.
Lalu adalah seorang yang membuat Rama dibuang ke Hutan, yaitu Mantara. Mantara ini menghasut Dewi Kaikeyi untuk mencegah Rama menjadi Raja, karena yang lebih pantas adalah anaknya yaitu Bharata. Mantara beranggapan Rama akan membuang Dewi Kaikeyi serta anaknya Bharata, tapi Dewi Kaikeyi tidak mau karena kebaikan Rama menganggap Dewi Kaikeyi itu adalah sebagai ibunya sendiri. tapi akhirnya Kaikeyi terhasut oleh Mantara.
Raja Dasarata ingin mempercepat upacara menjadikan Rama sebagai Raja, maka Dasarata menyuruh untuk mempercepat, tetapi pada saat malam harinya Dewi Kaikeyi datang kepada Dasarata untuk meminta Bharata untuk menjadi raja dan Rama diusir ke hutan selama tiga belas tahun untuk melakukan tapa brata.
Setelah pada saat Rama akan dinobatkan menjadi raja, Kaikeyi memanggil Rama untuk menemui Dasarata. Tibanya Rama menemui ayahnya, ayahnya terkulai lemas di atas kasur, lalu Rama menanyakan apa yang terjadi, maka Kaikeyi menceritakan apa yang terjadi, maka dengan sikap yang tegar maka dia akan melaksanakan tugas untuk melakukan tapa brata di hutan dan pundak kekuasaan di berikan kepada Bharata.
Maka pergi lah Rama beserta istri dan adiknya yaitu Lesmana melakukan tapa brata di hutan. Di hutan mereka mendapatkan hal yang sangat berbeda dengan apa yang ada di kerajaan, mereka harus tidur beralaskan tanah, minum dari air sungai dan semua kebutuhan yang harus dikerjakan oleh sendiri.
Di Ayoda ketika Rama pergi ke hutan, maka segera diperintakan untuk memanggil Bharata untuk menjadi raja, ketika Bharata akan dijadikan raja, Bharata tidak mau menjadi raja dan mengajak Rama untuk kembali ke Ayonda untuk menjadi raja, tetapi tetap saja Rama tidak ingin karena dia harus menunaikan tugas ayahnya untuk melaksanakan tapa bratanya, lalu Rama memberikan solusi untuk menjadikan Bharata menjadikan wakilnya di Ayonda.
Di hutan Rama, Sinta dan Lesmana mendapatkan hal-hal yang menambah pengetahuan dan kekuatan untuk Rama dan Lesmana.
Di hutan pada tahun kesepeluh selama tapa brata, Sinta di culik oleh Rahwana seorang raksasa.tidak bisa di cegah lagi Rahwana akhirnya menculik Sinta.
Ketika sedang keadaan yang sangat sedih Rama menemui seorang wanara yaitu Sugriwa dan Hanoman, Sugriwa menceritakan hal yang dihadapi mengapa ada di hutan, rupanya dia sama seperti Rama direbut kerajaan oleh Subali, dan Sugriwa di usir dari kerajaan ke hutan. Lalu Sugriwa meminta untuk membantunya untuk merebut kembali kerajaan dari Subali, tetapi Rama meminta agar ketika Sugriwa menjadi raja Sugriwa berkenaan untuk memnbantunnya mencari Sinta istrinya yang diculik oleh Rahwana sang raksasa. Dan akhirnya Rama dan Sugriwa menyepakati tentang hal itu.
Dan ketika itu Rama dan Lesmana membantu Sugriwa untuk merebut kembali kerajaan yang telah direbut oleh Subali. Dengan gampang Rama merebut kerajaan Sugrawi, dan Sugrawi menjadi raja. Karena kenikmatan seorang raja Sugrawi lupa akan kesepakatan dengan Rama, tak lama Hanoman mengingatkan Sugrawi untuk membantu Rama untuk membantu mencari Sinta yang diculik oleh Rahwana.
Maka Sugriwa menyuruh para wanara untuk mencari Sinta dalam empat penjuru, dan Hanoman pun ikut mencari, Rama mempercayai kepada Hanoman untuk mencari Sinta, maka akhirnya Hanoman mendapatkan Sinta yang diculik oleh Rahwana yang ada di Alengka.
Dan akhirnya Hanoman memberi tahu kepada Rama dan Sugriwa bahwa Sinta telah ditemukan. Maka Rama dan Sugriwa menyiapkan pasukan untuk menyerang Rahwana. Dan akhirnya Rahwana kalah dalam perang. Ketika itu Rahwana menceritakan kepada saudara yaitu Kumbakarna, lalu melanjutkan perang antara Rama dan Sugriwa berperang, tetap saja Kumbakarna tetap kalah. Lalu akhirnya Sinta kembali kepada pelukan Rama. Dan ketika sudah akhir tapa brata yang dilakukan Rama maka Rama kembali ke Ayonda, dan menjadi raja di Ayonda.
Tokoh-tokoh dalam Kisah Mahabharata sebenarnya banyak sekali tetapi saya hanya menuliskan sebagian saja para tokoh yang menjadi tokoh utama.
1. Dasarata
2. Dewi Kausalya
3. Dewi Kaikeyi
4. Dewi Sumitra
5. Rama
6. Bhrata
7. Lesmana
8. Satraguna
9. Resi Wismamirta
10. Mantara
11. Sinta
12. Rahwana
13. Sugriwa
14. Hanoman
15. Subali
16. Kumbakarna
Mahabrata
Mahabharata
Raja Sentanu menikahi sang Dewi Gangga dan mempunyai 8 orang anak, tetapi 7 anaknya itu di buang ke sungai Gangga, karena Dewi Gangga sebelum turun ke bumi ini para wasu memohon kepada Dewi Gangga untuk menjadi ibunya dan membuang ke sungai Gangga agar terlepas dari kutukan Resi Wasistha. Pada saat itu Raja Sentanu tidak marah karena dia sudah berjanji akan mengkabulkan semua keinginan apa yang Dewi Gangga ini inginkan, pada saat Dewi Gangga yang turun ke bumi dan menjadi wanita yang cantik.
Ketika anak yang terakhir lahir Raja Sentanu marah dan dia melanggar janjinya, dan Dewi Gangga pergi dengan membawa anak itu, karena Raja Sentanu telah melanggar janji karena terlalu memperhatikan anak, maka Dewi Gangga berpikir rupa sudah tidak ada gunanya lagi bersama Sentanu.
Pada suatu hari Sentanu jalan-jalan ke sungai Gangga lalu melihat seorang anak yang sedang memanah dan sangat mahir sekali. Lalu turun lah Dewi Gangga dan memberitai kepada Sentanu bahwa itu anaknya yang dibawa ketika masih bayi, dan di beri nama Dewabrata atau Bhisma. Bhisma ini di ajari Weda dan Wedanta, mahir terhadap perang, pemerintahan dan kelak menjadi seorang pahlawan.
Raja Sentanu lalu menikah kembali dengan Setyawati dan memiliki dua orang anak yaitu Chitrangada dan Wicitrawirya. Chitrangada tewas saat perang dan tidak memilki anak lalu pundak kekuasaan pindah ke Wicitrawirya tetapi pada saat itu belum cukup umur maka di pindah untuk sementara kepada Bhisma, lalu bhisma mencarikan istri untuk Wicitrawirya maka Wicitrawirya menikahi dua orang wanita yaitu Ambika dan memliki anak Destarata, lalu dengan Ambalika mempunyai anak Pandu. Destarata mempuyai anak seratus yang dikenal dengan Kurawa, dan Pandu memiliki lima orang anak yang dikenal dengan Pandawa.
Sesudah kekuasaan yang dipimpin oleh Wicitrawirya maka kerajaan pindah kepada Pandu, karena Destarata seorang raksasa yang buta beserta anak-anaknya pun. Ketika kematian Pandu maka kerajaan turun kepada keturunannya yaitu Pandawa, dan yang pantas adalah anak tertua diantara para Pandawa yaitu Yudhistira yang memiliki sifat kepemimpinan yang sangat baik dan sangat pintar karena dia ahli dalam Weda dan Wedanta.
Ketika Yudhistira menjadi raja maka terjadi kecemburuan sosial atas anak Destarata yaitu anak tertuanya yang bernama Duryudana. Duryudana ini sangat benci kepada para Pandawa karena dia keturunan Destarata yang raksasa dan buta. Maka Duryudana ini melakukan segala cara untuk mengusir Pandawa ke Hutan untuk diasingkan. Tapi semua yang dilakukan Duryudana tidak berhasil satu pun.
Lalu diangkatlah oleh para leluhur Yudhistira sebagai maharaja karena dia dapat menguasai tiga negara dan dapat membuat seluruh kerajaan yang ada segan terhadap Yudhistira maka seluruh raja setuju terhadap Yudhistira diangkat sebagai maharaja.
Di kerajaan Panchala diadakan sayembara untuk merebutkan Drupadi seorang anak mahkota raja Panchala yang cantik jelita, maka para Pandawa datang ke Panchala untuk memenangkan sayembara itu, maka Arjuna yang bisa memenangkan sayembara walaupun ada saingan terberatnya yaitu Karna yang masih saudara dengan Pandawa tetapi Karna ini memihak kepada Duryudana yang Duryudana ini sangat terobsesi untuk menjadiakan ayahnya yaitu Destarata menjadi raja agar kelak Duryudana menjadi raja.
Maka Arjuna memenangkan sayembara itu, tetapi Drupadi ini menjadi istri seluruh Pandawa, yaitu Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.
Sengkuni yang memiliki sifat jahat memberi saran kepada Duryudana cara untuk mengusir para Pandawa, caranya itu adalah mengajak Yudhistira untuk mengajak bermain dadu karena Yudhistira yang gemar bermain dadu ini sangat ceroboh dan tidak memiliki keahlian dalam ilmu tipu muslihat. Lalu Duryudana memohon kepada ayahnya unutk mengundang Yudhistira untuk bermain dadu, lalu dengan ke ragu dan terhasut oleh perkataan Sengkuni dan Duryudana, sebagai anaknya, maka Destarata mengundang Yudhistira untuk bermain dadu
Ketika Yudhistira menerima undang bermain dadu dia sangat ini bermain tetapi para Brahmana menyarankan menolak undangan tersebut, karena bermain dadu ini sangat tidak baik karena banyak menimbulkan tipu muslihat dan akan menimbulkan kesengsaraan. Tetapi Yudhistira tidak bisa menolak, karena dia tidak bisa menolak sebuah undangan karena sebagai raja harus menghargai sebuah undangan itu dan alasan yang lain karena Yudhistira sendiri sangat menyukai permainan dadu itu, maka Yudhistira menerima undangan tersebut.
Yudhistira pergi ke tempat diadakan permainan dadu itu, lalu rupa yang menjadi lawan bermainnya yaitu Sengkuni yang memiliki ahli tipu muslihat yang sangat mahir, Sengkuni ini mewakili Duryudana, seharusnya tidak boleh di wakilkan, tapi akhirnya Yudhistira tidak mempermasalahkan hal itu, bermainlah Yudhistira dan Sengkuni.
Dengan kesenangan yang terlihat dari wajah Sengkuni dan Duryudana yang mana Sengkuni memenangkan permainan itu dan jebakan ini berjalan dengan lancar dan berhasil.Maka ketika akhir permainan Yudhistira mempertaruhkan kerajaannya, ke empat saudaranya, dan Drupadi yang menjadi istri para Pandawa, tetapi apa mau dikata tetap saja Yudhistira kalah, dan tidak ada yang bisa dipertaruhakan lagi, sampai-sampai diri sendiri dipertaruhkan.
Maka seluruh pandawa dan Drupadi dimiliki oleh Duryudana, tetapi pada saat Drupadi akan diambil dan akan di lecehkan di tempat permainan dadu itu yang dilihat oleh seluruh raja, dengan anehnya baju yang dikenakan Drupadi tidak bisa di buka atau pun dilucuti. Dengan kejadian itu Duryudana sangat marah dan menginginkan para Pandawa dan Drupadi untuk di usir ke hutan selama dau belas tahun dan di tambah satu tahun untuk menyamar dengan tidak ada yang mengetahui bahwa itu adalah Pandawa dan apabila ada yang mengetahui maka harus kembali ke hutan menjalani pengasingan kembali selama dua belas tahun. Maka para pandawa, drupadi, dan Dewi Kunti pun sangat ibu para Pandawa di usir ke hutan.
Di hutan para rombongan Pandawa mengalami kehidupan yang sangat menprihatikan. Mereka harus mengemis, tidur yang beralaskan tanah yang kotor. Yudhistira sangat menyesal akan tindakan yang sangat ceroboh yang membuat saudara, istri serta ibunya menderita sekali, yang mana pada saat sebelum terjadi pengasingan ini terjadi mereka rombongan ini sangat hidup mewah dan serba ada. Selama pengasingan itu terjadi mereka berziarah ke tempat-tempat yang suci dan para Brahmana yang setia menemani dan kadang-kadang berkunjung mereka mencertikan tempat bersejarah itu dan memberikan semangat untuk tetap bertahan dan segera membuat rencana untuk segara mengambil kembali kerajaan yang telah diambil secara tidak adil.
Selama di hutan para rombongan Pandawa ini banyak juga para raja dari berbagai kerajaan datang untuk melihat keadaan para rombongan. Dan para raja dan rombongan itu membuat rencana untuk berperang melawan Destarata dan segera mebuat koalisi dengan para kerajaan yang mendukung terhadap para Pandawa.
Dan di tempat lain pula Destarata dan anaknya juga membuat koalaisi untuk melawan para pandwa ini.
Pada saat itu Arjuna di perintah bertapa oleh Yudhistira untuk memohon agar mendapatkan senjata yang sangat kuat yang digunakan para dewa. Dan Bima yang memilki tubuh paling besar dan kuat dari seluruh Pandawa, dia selam pengasingan banyak mendapatkan kekuatan dan menjadi sangat kuat sekali tidak ada tandingannya.
Ketika pengasingan dan penyamaran yang harus dilakukan mulai lah terjadi peperangan yang sangat sengit antara saudara, dan Bhisma pun yang sangat mendukung terhadap pandawa ikut berperang dan berpihak kepada Dertarata, karena Bhisma akan melakukan hal apa saja terhadap raja yang memimpin pada saat itu.
Pada saat perang terjadi banyak sekali yang meninggal dan orang yang sangat dicintai oleh para pandawa yaitu Bhisma meninggal pula ditangan Arjuna, dengan sangat sedih Arjuna melakukan hal itu dan seluruh anak Destarata meninggal. Dan masih banyak lagi orang-orang yang sanagt dekat dengan pandawa yang berkoalisi dengan Destarata meninggal. Pada saat perang ini pula anak-anak pandawa seperti Gatotkaca, Abimanyu pun ikut berperang membantu ayahnya.
Dan akhirnya perang ini dimenangkan oleh pandawa. Dengan perang yang terjadi ini sangat sedih sekali para Pandawa. Akhirnya pula Yudhistira mendapatkan kerajaan yang dahulu. Dan seluruh pandawa ada di surga bersama para dewa ketika akhir hayatnya.
Tokoh-tokoh dalam Kisah Mahabharata sebenarnya banyak sekali tetapi saya hanya menuliskan sebagian saja para tokoh yang menjadi tokoh utama.
1. Raja Sentanu
2. Dewi Gangga
3. Bhisma
4. Setyawati
5. Chitrangada
6. Wicitrawirya
7. Ambika
8. Ambalika
9. Destarata
10. Pandu
11. Duryudana
12. Dewi Kunti
13. Yudhistira
14. Bima
15. Arjuna
16. Nakula
17. Sadewa
18. Sengkuni
19. Drupadi
20. Abimanyu
21. Gatot Kaca
Raja Sentanu menikahi sang Dewi Gangga dan mempunyai 8 orang anak, tetapi 7 anaknya itu di buang ke sungai Gangga, karena Dewi Gangga sebelum turun ke bumi ini para wasu memohon kepada Dewi Gangga untuk menjadi ibunya dan membuang ke sungai Gangga agar terlepas dari kutukan Resi Wasistha. Pada saat itu Raja Sentanu tidak marah karena dia sudah berjanji akan mengkabulkan semua keinginan apa yang Dewi Gangga ini inginkan, pada saat Dewi Gangga yang turun ke bumi dan menjadi wanita yang cantik.
Ketika anak yang terakhir lahir Raja Sentanu marah dan dia melanggar janjinya, dan Dewi Gangga pergi dengan membawa anak itu, karena Raja Sentanu telah melanggar janji karena terlalu memperhatikan anak, maka Dewi Gangga berpikir rupa sudah tidak ada gunanya lagi bersama Sentanu.
Pada suatu hari Sentanu jalan-jalan ke sungai Gangga lalu melihat seorang anak yang sedang memanah dan sangat mahir sekali. Lalu turun lah Dewi Gangga dan memberitai kepada Sentanu bahwa itu anaknya yang dibawa ketika masih bayi, dan di beri nama Dewabrata atau Bhisma. Bhisma ini di ajari Weda dan Wedanta, mahir terhadap perang, pemerintahan dan kelak menjadi seorang pahlawan.
Raja Sentanu lalu menikah kembali dengan Setyawati dan memiliki dua orang anak yaitu Chitrangada dan Wicitrawirya. Chitrangada tewas saat perang dan tidak memilki anak lalu pundak kekuasaan pindah ke Wicitrawirya tetapi pada saat itu belum cukup umur maka di pindah untuk sementara kepada Bhisma, lalu bhisma mencarikan istri untuk Wicitrawirya maka Wicitrawirya menikahi dua orang wanita yaitu Ambika dan memliki anak Destarata, lalu dengan Ambalika mempunyai anak Pandu. Destarata mempuyai anak seratus yang dikenal dengan Kurawa, dan Pandu memiliki lima orang anak yang dikenal dengan Pandawa.
Sesudah kekuasaan yang dipimpin oleh Wicitrawirya maka kerajaan pindah kepada Pandu, karena Destarata seorang raksasa yang buta beserta anak-anaknya pun. Ketika kematian Pandu maka kerajaan turun kepada keturunannya yaitu Pandawa, dan yang pantas adalah anak tertua diantara para Pandawa yaitu Yudhistira yang memiliki sifat kepemimpinan yang sangat baik dan sangat pintar karena dia ahli dalam Weda dan Wedanta.
Ketika Yudhistira menjadi raja maka terjadi kecemburuan sosial atas anak Destarata yaitu anak tertuanya yang bernama Duryudana. Duryudana ini sangat benci kepada para Pandawa karena dia keturunan Destarata yang raksasa dan buta. Maka Duryudana ini melakukan segala cara untuk mengusir Pandawa ke Hutan untuk diasingkan. Tapi semua yang dilakukan Duryudana tidak berhasil satu pun.
Lalu diangkatlah oleh para leluhur Yudhistira sebagai maharaja karena dia dapat menguasai tiga negara dan dapat membuat seluruh kerajaan yang ada segan terhadap Yudhistira maka seluruh raja setuju terhadap Yudhistira diangkat sebagai maharaja.
Di kerajaan Panchala diadakan sayembara untuk merebutkan Drupadi seorang anak mahkota raja Panchala yang cantik jelita, maka para Pandawa datang ke Panchala untuk memenangkan sayembara itu, maka Arjuna yang bisa memenangkan sayembara walaupun ada saingan terberatnya yaitu Karna yang masih saudara dengan Pandawa tetapi Karna ini memihak kepada Duryudana yang Duryudana ini sangat terobsesi untuk menjadiakan ayahnya yaitu Destarata menjadi raja agar kelak Duryudana menjadi raja.
Maka Arjuna memenangkan sayembara itu, tetapi Drupadi ini menjadi istri seluruh Pandawa, yaitu Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.
Sengkuni yang memiliki sifat jahat memberi saran kepada Duryudana cara untuk mengusir para Pandawa, caranya itu adalah mengajak Yudhistira untuk mengajak bermain dadu karena Yudhistira yang gemar bermain dadu ini sangat ceroboh dan tidak memiliki keahlian dalam ilmu tipu muslihat. Lalu Duryudana memohon kepada ayahnya unutk mengundang Yudhistira untuk bermain dadu, lalu dengan ke ragu dan terhasut oleh perkataan Sengkuni dan Duryudana, sebagai anaknya, maka Destarata mengundang Yudhistira untuk bermain dadu
Ketika Yudhistira menerima undang bermain dadu dia sangat ini bermain tetapi para Brahmana menyarankan menolak undangan tersebut, karena bermain dadu ini sangat tidak baik karena banyak menimbulkan tipu muslihat dan akan menimbulkan kesengsaraan. Tetapi Yudhistira tidak bisa menolak, karena dia tidak bisa menolak sebuah undangan karena sebagai raja harus menghargai sebuah undangan itu dan alasan yang lain karena Yudhistira sendiri sangat menyukai permainan dadu itu, maka Yudhistira menerima undangan tersebut.
Yudhistira pergi ke tempat diadakan permainan dadu itu, lalu rupa yang menjadi lawan bermainnya yaitu Sengkuni yang memiliki ahli tipu muslihat yang sangat mahir, Sengkuni ini mewakili Duryudana, seharusnya tidak boleh di wakilkan, tapi akhirnya Yudhistira tidak mempermasalahkan hal itu, bermainlah Yudhistira dan Sengkuni.
Dengan kesenangan yang terlihat dari wajah Sengkuni dan Duryudana yang mana Sengkuni memenangkan permainan itu dan jebakan ini berjalan dengan lancar dan berhasil.Maka ketika akhir permainan Yudhistira mempertaruhkan kerajaannya, ke empat saudaranya, dan Drupadi yang menjadi istri para Pandawa, tetapi apa mau dikata tetap saja Yudhistira kalah, dan tidak ada yang bisa dipertaruhakan lagi, sampai-sampai diri sendiri dipertaruhkan.
Maka seluruh pandawa dan Drupadi dimiliki oleh Duryudana, tetapi pada saat Drupadi akan diambil dan akan di lecehkan di tempat permainan dadu itu yang dilihat oleh seluruh raja, dengan anehnya baju yang dikenakan Drupadi tidak bisa di buka atau pun dilucuti. Dengan kejadian itu Duryudana sangat marah dan menginginkan para Pandawa dan Drupadi untuk di usir ke hutan selama dau belas tahun dan di tambah satu tahun untuk menyamar dengan tidak ada yang mengetahui bahwa itu adalah Pandawa dan apabila ada yang mengetahui maka harus kembali ke hutan menjalani pengasingan kembali selama dua belas tahun. Maka para pandawa, drupadi, dan Dewi Kunti pun sangat ibu para Pandawa di usir ke hutan.
Di hutan para rombongan Pandawa mengalami kehidupan yang sangat menprihatikan. Mereka harus mengemis, tidur yang beralaskan tanah yang kotor. Yudhistira sangat menyesal akan tindakan yang sangat ceroboh yang membuat saudara, istri serta ibunya menderita sekali, yang mana pada saat sebelum terjadi pengasingan ini terjadi mereka rombongan ini sangat hidup mewah dan serba ada. Selama pengasingan itu terjadi mereka berziarah ke tempat-tempat yang suci dan para Brahmana yang setia menemani dan kadang-kadang berkunjung mereka mencertikan tempat bersejarah itu dan memberikan semangat untuk tetap bertahan dan segera membuat rencana untuk segara mengambil kembali kerajaan yang telah diambil secara tidak adil.
Selama di hutan para rombongan Pandawa ini banyak juga para raja dari berbagai kerajaan datang untuk melihat keadaan para rombongan. Dan para raja dan rombongan itu membuat rencana untuk berperang melawan Destarata dan segera mebuat koalisi dengan para kerajaan yang mendukung terhadap para Pandawa.
Dan di tempat lain pula Destarata dan anaknya juga membuat koalaisi untuk melawan para pandwa ini.
Pada saat itu Arjuna di perintah bertapa oleh Yudhistira untuk memohon agar mendapatkan senjata yang sangat kuat yang digunakan para dewa. Dan Bima yang memilki tubuh paling besar dan kuat dari seluruh Pandawa, dia selam pengasingan banyak mendapatkan kekuatan dan menjadi sangat kuat sekali tidak ada tandingannya.
Ketika pengasingan dan penyamaran yang harus dilakukan mulai lah terjadi peperangan yang sangat sengit antara saudara, dan Bhisma pun yang sangat mendukung terhadap pandawa ikut berperang dan berpihak kepada Dertarata, karena Bhisma akan melakukan hal apa saja terhadap raja yang memimpin pada saat itu.
Pada saat perang terjadi banyak sekali yang meninggal dan orang yang sangat dicintai oleh para pandawa yaitu Bhisma meninggal pula ditangan Arjuna, dengan sangat sedih Arjuna melakukan hal itu dan seluruh anak Destarata meninggal. Dan masih banyak lagi orang-orang yang sanagt dekat dengan pandawa yang berkoalisi dengan Destarata meninggal. Pada saat perang ini pula anak-anak pandawa seperti Gatotkaca, Abimanyu pun ikut berperang membantu ayahnya.
Dan akhirnya perang ini dimenangkan oleh pandawa. Dengan perang yang terjadi ini sangat sedih sekali para Pandawa. Akhirnya pula Yudhistira mendapatkan kerajaan yang dahulu. Dan seluruh pandawa ada di surga bersama para dewa ketika akhir hayatnya.
Tokoh-tokoh dalam Kisah Mahabharata sebenarnya banyak sekali tetapi saya hanya menuliskan sebagian saja para tokoh yang menjadi tokoh utama.
1. Raja Sentanu
2. Dewi Gangga
3. Bhisma
4. Setyawati
5. Chitrangada
6. Wicitrawirya
7. Ambika
8. Ambalika
9. Destarata
10. Pandu
11. Duryudana
12. Dewi Kunti
13. Yudhistira
14. Bima
15. Arjuna
16. Nakula
17. Sadewa
18. Sengkuni
19. Drupadi
20. Abimanyu
21. Gatot Kaca
essay
RENCANA HIDUP JANGKA PANJANG
Mengapa saya mengambil program studi Sastra Sunda ini? Karena berkaitan dengan kebudayaan. Yang mana di tempat saya lahir yaitu di Sukabumi di daerah propinsi Jawa Barat yang mana propinsi itu adalah tempat lahirnya budaya Sunda. Sekarang pada jaman yang sudah tercampur dengan kebudayaan Barat banyak masyarakat Sunda atau Jawa Barat ini tidak mempedulikan lagi budaya sendiri yaitu budaya Sunda yang menjadi tempat kelahirannya sendiri, dimana budaya Sunda dianggap sudah tidak jaman atau nora. Seperti dalam ciri khas kebudayaan Sunda salah satunya yaitu someah hade kasemah yang artinya baik, sopan, terhadap tamu. Di Sukabumi sendiri jarang orang yang baik terhadap tamu bukan dalam artian jahat terhadap tamu tetapi mereka hanya menerima tamu dengan seperlunya saja apabila tidak ada keperluan yang lain tuan rumah suka memberikan wajah tidak menerima tamu berlama-lama di rumahnya. Berangkat dari hal itu lah saya mengambil program studi Sastra Sunda saya merasa ingin mengembalikan dan menjaga budaya Sunda ini agar tetap ada dan tidak hilang begitu saja.
Berangkat dari unsur kebudayaan yaitu ada 7 unsur kebudayaan yaitu:
1. Bahasa,
2. Sistem Pengetahuan,
3. Organisasi Sosial,
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi,
5. Sistem Mata Pencaharian Hidup,
6. Sistem Religi, dan
7. Kesenian.
Dan dalam semua unsur ini yang paling utama yaitu bahasa maka hal itu lah agar budaya Sunda ini dapat dilestarikan maka saya berpikiran bahwa lewat Sastra Sunda Unpad ini saya memulai untuk melestarikan budaya Sunda ini. Kebudayaan ini pula harus ada dorongan dari kaum muda yang menjadi asli orang Sunda, jangn hanya orang tua, karena anak muda memiliki pemikiran yang baru, semangat baru dan jiwa yang penuh dengan gairah. Karena oleh siapa lagi budaya Sunda tetap terjaga dan tidak hilang begitu saja, apabila bukan orang Sunda itu sendiri yang menjaga dan melestarikan budaya Sunda itu sendiri.
Alasan ingin mendapatkan beasiswa yaitu pada jaman sekarang biaya kuliah itu sudah mahal dan biaya hidup serba mahal, maka dari hal itu saya menginginkan beasiswa ini untuk membantu ayah saya yang sudah pensiunan PNS dalam membiayai kuliah saya ini, dan saya ingin sekali kuliah dengan hasil jeri payah sendiri, walaupun dengan bekerja saya bisa mendapatkan uang untuk kuliah, tetapi saya ingin konsen dalam belajar, karena biasanya orang sudah mengenal uang mereka sudah malas untuk mencari ilmu secara formal. Dan saya ingin sekali mendapatkan beasiswa ini. Tak lupa pula saya akan memberikan sebagian beasiswa ini untuk orang yang tidak mampu atau berinfak agar beasiswa ini menjadi berkah untuk saya dan mendapatkan ilmu dengan bantuan beasiswa ini bermanfaat untuk semuanya.
Rencana setalah lulus kuliah, saya ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri yaitu ingin ke Negara Kincir Angin yaitu Belanda saya ingin mempelajari budaya yang sudah diambil atau naskah-naskah yang sudah diambil oleh Belanda ketika pada jaman penjajahan dahulu, dan ingin pula kuliah melanjutkan di Francis untuk mengasah Tata bahasa Sunda dan mengetahui bahasa negara lain agar Bahasa Ibu menjadi bahasa yang tetap harus dijaga agar tidak punah begitu saja, agar bisa mempromosikan bahasa Sunda ke luar negri agar para turis tertarik untuk mengatahui kebudayaan Sunda, maka otomatis membantu Indonesia dalam bidang parawisata, dan tidak hanya mengetahui Bali saja yang menjadi primadona Indonesia, akan tetapi di Jawa Barat pun tidak kalah oleh kota Bali yang memiliki suasana pantainya yang begiru indah, di Jawa Barat pun ada pantai yang seperti di Bali, yaitu di pantai Ujung Genteng, tetapi masih jarang wisatawan lokal dan wisatawan luar yang belum mengetahuinya. Tidak menutup kemungkinan pula daerah lain yang ada di Indonesia banyak turis yang mendatangi. Ini akan membantu Indonesia dalam hal bidang pariwisata dan masuk pula pendapatan ke Indonesia. Dan rencana selanjutnya saya akan mengabdi ke Indonesia, khususnya terhadap budaya saya sendiri yaitu Budaya Sunda. Dan ingin bekerja di bidang melestarikan kebudayaan Sunda. Karena budaya itu sangat banyak manfaat dan banyak ilmu pengetahuan, apabila kita menggalinya akan mendapat pengetahuan yang luas dalam budaya itu. Dan dalam budaya itu pula banyak nilai jual dalam segi komersil untuk diperlihatkan, tetapi bukan untuk menjual budaya tersebut. Apabila kita menjual budaya kita sendiri itu sama saja kita menjual harga diri kita sendiri, maka dari itu lah saya lebih tertarik dalam bidang kebudayaan, di dalam kebudayaan itu sendiri banyak sekali hal-hal yang tersembunyi, apabila digali akan mendapatkan hasil yang banyak, seperti halnya harta harun yang terpendak beribu-ribu tahun lalu.
saha deui nu ngamumulekeun sunda, lamun teu balik deui ka urang- urang deui mah.
Mengapa saya mengambil program studi Sastra Sunda ini? Karena berkaitan dengan kebudayaan. Yang mana di tempat saya lahir yaitu di Sukabumi di daerah propinsi Jawa Barat yang mana propinsi itu adalah tempat lahirnya budaya Sunda. Sekarang pada jaman yang sudah tercampur dengan kebudayaan Barat banyak masyarakat Sunda atau Jawa Barat ini tidak mempedulikan lagi budaya sendiri yaitu budaya Sunda yang menjadi tempat kelahirannya sendiri, dimana budaya Sunda dianggap sudah tidak jaman atau nora. Seperti dalam ciri khas kebudayaan Sunda salah satunya yaitu someah hade kasemah yang artinya baik, sopan, terhadap tamu. Di Sukabumi sendiri jarang orang yang baik terhadap tamu bukan dalam artian jahat terhadap tamu tetapi mereka hanya menerima tamu dengan seperlunya saja apabila tidak ada keperluan yang lain tuan rumah suka memberikan wajah tidak menerima tamu berlama-lama di rumahnya. Berangkat dari hal itu lah saya mengambil program studi Sastra Sunda saya merasa ingin mengembalikan dan menjaga budaya Sunda ini agar tetap ada dan tidak hilang begitu saja.
Berangkat dari unsur kebudayaan yaitu ada 7 unsur kebudayaan yaitu:
1. Bahasa,
2. Sistem Pengetahuan,
3. Organisasi Sosial,
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi,
5. Sistem Mata Pencaharian Hidup,
6. Sistem Religi, dan
7. Kesenian.
Dan dalam semua unsur ini yang paling utama yaitu bahasa maka hal itu lah agar budaya Sunda ini dapat dilestarikan maka saya berpikiran bahwa lewat Sastra Sunda Unpad ini saya memulai untuk melestarikan budaya Sunda ini. Kebudayaan ini pula harus ada dorongan dari kaum muda yang menjadi asli orang Sunda, jangn hanya orang tua, karena anak muda memiliki pemikiran yang baru, semangat baru dan jiwa yang penuh dengan gairah. Karena oleh siapa lagi budaya Sunda tetap terjaga dan tidak hilang begitu saja, apabila bukan orang Sunda itu sendiri yang menjaga dan melestarikan budaya Sunda itu sendiri.
Alasan ingin mendapatkan beasiswa yaitu pada jaman sekarang biaya kuliah itu sudah mahal dan biaya hidup serba mahal, maka dari hal itu saya menginginkan beasiswa ini untuk membantu ayah saya yang sudah pensiunan PNS dalam membiayai kuliah saya ini, dan saya ingin sekali kuliah dengan hasil jeri payah sendiri, walaupun dengan bekerja saya bisa mendapatkan uang untuk kuliah, tetapi saya ingin konsen dalam belajar, karena biasanya orang sudah mengenal uang mereka sudah malas untuk mencari ilmu secara formal. Dan saya ingin sekali mendapatkan beasiswa ini. Tak lupa pula saya akan memberikan sebagian beasiswa ini untuk orang yang tidak mampu atau berinfak agar beasiswa ini menjadi berkah untuk saya dan mendapatkan ilmu dengan bantuan beasiswa ini bermanfaat untuk semuanya.
Rencana setalah lulus kuliah, saya ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri yaitu ingin ke Negara Kincir Angin yaitu Belanda saya ingin mempelajari budaya yang sudah diambil atau naskah-naskah yang sudah diambil oleh Belanda ketika pada jaman penjajahan dahulu, dan ingin pula kuliah melanjutkan di Francis untuk mengasah Tata bahasa Sunda dan mengetahui bahasa negara lain agar Bahasa Ibu menjadi bahasa yang tetap harus dijaga agar tidak punah begitu saja, agar bisa mempromosikan bahasa Sunda ke luar negri agar para turis tertarik untuk mengatahui kebudayaan Sunda, maka otomatis membantu Indonesia dalam bidang parawisata, dan tidak hanya mengetahui Bali saja yang menjadi primadona Indonesia, akan tetapi di Jawa Barat pun tidak kalah oleh kota Bali yang memiliki suasana pantainya yang begiru indah, di Jawa Barat pun ada pantai yang seperti di Bali, yaitu di pantai Ujung Genteng, tetapi masih jarang wisatawan lokal dan wisatawan luar yang belum mengetahuinya. Tidak menutup kemungkinan pula daerah lain yang ada di Indonesia banyak turis yang mendatangi. Ini akan membantu Indonesia dalam hal bidang pariwisata dan masuk pula pendapatan ke Indonesia. Dan rencana selanjutnya saya akan mengabdi ke Indonesia, khususnya terhadap budaya saya sendiri yaitu Budaya Sunda. Dan ingin bekerja di bidang melestarikan kebudayaan Sunda. Karena budaya itu sangat banyak manfaat dan banyak ilmu pengetahuan, apabila kita menggalinya akan mendapat pengetahuan yang luas dalam budaya itu. Dan dalam budaya itu pula banyak nilai jual dalam segi komersil untuk diperlihatkan, tetapi bukan untuk menjual budaya tersebut. Apabila kita menjual budaya kita sendiri itu sama saja kita menjual harga diri kita sendiri, maka dari itu lah saya lebih tertarik dalam bidang kebudayaan, di dalam kebudayaan itu sendiri banyak sekali hal-hal yang tersembunyi, apabila digali akan mendapatkan hasil yang banyak, seperti halnya harta harun yang terpendak beribu-ribu tahun lalu.
saha deui nu ngamumulekeun sunda, lamun teu balik deui ka urang- urang deui mah.
Langganan:
Postingan (Atom)